Kamis, 30 Juni 2016

Pencatatan Transaksi Dalam Perusahaan Dagang


Ada 2 metode pencatatan traksaksi yang berhubungan dengan perusahaan dagang, yaitu :
Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi khusus perusahaan dagang kedalam jurnal, yaitu :
1.      metode fisik/periodic, yaitu cara mencatat nilai persediaan barang dagang secara periodik pada setiapakhir periode dengan cara mengadakan inventarisasi secara fisik.
 
kebaikannya:
a)      menghemat biaya administrasi
b)      menghemat pekerjaan

keburukan:
a)      tidak dapat mengetahui nilai persediaan barang pada setiap saat
b)      untuk mengetahui nilai persediaan harus melakukan investasi secara fisik

2.      Metode perpetual/terus-menerus, yaitu cara mencatat nilai persediaan barang dagangan yang dilakukan secara terus menerus setia terjadi transaksi yang menyangkut persediaan barang dagangan, baik pada waktu membeli maupun menjual.
 
kebaikannya:
a)      dapat mengetahui nilai barang setiap saat
b)      untuk menetaokan nilai persediaan akhir barang dagangan, tinggal melihat catatan tidak perlu mengadakan investasi secara fisik

keburukannya:
a)      kurang menghemat biaya administrasi
b)      pekerja lebih banyak dibanding metode fisik

Metode phisik atau periodik, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan tidak dilakukan secara kontinve, sehingga persediaan barang dagangan akhirnya dihitung secara fisik yang ada digudang.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :
No
Transaksi
Jurnal Umum
Debet/Kredit
1.
Pembelian barang dagangan
Pembelian                            
Kas / Utang dagang                        
Rp. xxx

                 Rp. xxx
2.
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian)
Kas / Utang dagang 
Retur pembelian dan PH                
Rp. xxx

                 Rp. xxx
3.
Penjualan barang dagangan
Kas / Piutang dagang
Penjualan
Rp. xxx

                 Rp. xxx
4.
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan)
Retur penjualan dan PH
Kas / Piutang dagang
Rp. xxx

                 Rp. xxx
5.
Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
Beban angkut pembelian
Kas
Rp. xxx

                 Rp. xxx
6.
Pembayaran beban  angkut barang yang dijual
Beban angkut penjualan
Kas
Rp. xxx

                 Rp. xxx
7.
Pembayaran utang dagang tanpa adanya potongan
Utang dagang
Kas
Rp. xxx

                 Rp. xxx
8.
Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan
Utang dagang
Kas Potongan
Rp. xxx

                 Rp. xxx
9.
Penerimaan pelunasan  piutang tanpa potongan
Kas

Piutang dagang
Rp. xxx

                 Rp. xxx
10.
Penerimaan pelunasan piutang dengan  potongan
Kas             
Potongan penjualan       
Piutang dagang                               
Rp. xxx

                
                 Rp. xxx

                 Rp. xxx

Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara kontinve, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.

Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum sebagai berikut :
No
Transaksi
Jurnal Umum
1.
Pembelian barang dagangan
Persediaan barang  dagangan Rp. xxx
Kas / Utang dagang                           Rp. xxx
2.
Pengiriman kembali barang dagangan yang telah dibeli (retur pembelian)
Kas / Utang dagang              Rp. xxx
Persediaan barang dagangan             Rp. xxx
3.
Penjualan barang dagangan
Kas / Piutang dagang           Rp. xxx
Penjualan                                          Rp. xxx
Harga pokok penjualan         Rp. xxx
Persediaan barang dagangan             Rp. xxx
4.
Penerimaan kembali barang yang telah dijual (retur penjualan)
Retur penjualan dan PH       Rp. xxx
Kas / Piutang dagang                       Rp. xxx
Persediaan barang dagangan   Rp. xxx
Harga pokok penjualan                      Rp. xxx
5.
Pembayaran biaya angkut barang yang dibeli
Persediaan barang dagangan   Rp. xxx
Kas                                                    Rp. xxx
6.
Pembayaran beban  angkut barang yang dijual
Beban angkut penjualan       Rp. xxx
Kas                                                    Rp. xxx
7.
Pembayaran hutang dagang tanpa adanya potongan
Utang dagang                       Rp. xxx
Kas                                                  Rp. xxx
8.
Pembayaran utang dagang dengan adanya potongan
Utang dagang                       Rp. xxx
Kas                                                    Rp. xxx
Persediaan brg dagangan                Rp. xxx
9.
Penerimaan pelunasan  piutang tanpa potongan
Kas                                       Rp. xxx
Piutang dagang                                  Rp. xxx
10.
Penerimaan pelunasan piutang dengan  potongan
Kas                                       Rp. xxx
Potongan penjualan              Rp. xxx
Piutang dagang                                  Rp. xxx

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates